Tempe berpotensi untuk digunakan melawan radikal bebas, sehingga dapat melambatkan proses penuaan dan mencegah terjadinya penyakit degeneratif (aterosklerosis, jantung koroner, diabetes, kanker, dan lain-lain). Selain itu tempe juga mengandung zat antibakteria penyebab diarrhoea, penurun kolesterol darah, pencegah penyakit jantung, hypertension, dan lain-lain.
Komposisi gizi tempe baik pada kadar protein, lemak, dan karbohidratnya tidak banyak berubah dibandingkan dengan soya/kedelai. Namun, kerana adanya enzim pencernaan yang dihasilkan oleh ragi tempe, maka protein, lemak, dan karbohidrat pada tempe menjadi lebih mudah dicerna di dalam tubuh dibandingkan yang terdapat dalam soya. Oleh itu, tempe sangat baik untuk diberikan kepada semua (dari bayi hingga dewasa), sehingga boleh disebut sebagai makanan semua peringkat umur.
Dibandingkan dengan soya/kedelai, terjadi beberapa perkara baik hasil daripada tempe. Secara kimia hal ini boleh dilihat dari peningkatan kadar padatan terlarut, nitrogen terlarut, asam amino bebas, asam lemak bebas, nilai cerna, nilai efisiensi protein, serta skor proteinnya.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa zat gizi tempe lebih mudah dicerna, diserap, dan dimanfaatkan tubuh dibandingkan dengan yang ada dalam soya/kedelai. Ini telah dibuktikan pada bayi dan kanak-kanak penderita gizi buruk dan diarrhoea kronik.
Dengan pemberian tempe, pertumbuhan berat badan penderita gizi buruk akan meningkat dan diarrhoea menjadi sembuh dalam waktu singkat. Pengolahan soya/kedelai menjadi tempe akan menurunkan kadar raffinosa dan stakiosa, yaitu suatu senyawa penyebab timbulnya gejala flatulensi (kembung perut).
Mutu gizi tempe yang tinggi memungkinkan penambahan tempe untuk meningkatkan mutu serealia dan umbi-umbian. Hidangan makanan sehari-hari yang terdiri dari nasi, jagung, atau ubi akan meningkat mutu gizinya bila ditambah tempe.
Sepotong tempe goreng (50 gram) sudah cukup untuk meningkatkan mutu gizi 200g nasi. Bahan makanan campuran beras-tempe, jagung-tempe, ubi-tempe, dalam perbandingan 7:3, sudah cukup baik untuk diberikan kepada kanak-kanak.
Asam Lemak
Selama proses fermentasi tempe, terdapat tendensi adanya peningkatan darjat ketidakjenuhan terhadap lemak.
Selama proses fermentasi tempe, terdapat tendensi adanya peningkatan darjat ketidakjenuhan terhadap lemak.
Dalam proses itu asam palmitat dan asam linoleat sedikit mengalami penurunan, sedangkan kenaikan terjadi pada asam oleat dan linolenat (asam linolenat tidak terdapat pada soya/kedelai). Asam lemak tidak jenuh mempunyai efek penurunan terhadap kandungan kolesterol serum, sehingga dapat menetralkan efek negatif sterol di dalam tubuh.
Vitamin
Dua kelompok vitamin terdapat pada tempe, iaitu larut air (vitamin B kompleks) dan larut lemak (vitamin A, D, E, dan K). Tempe merupakan sumber vitamin B yang sangat potensial. Jenis vitamin yang terkandung dalam tempe antara lain vitamin B1 (tiamin), B2 (riboflavin), asam pantotenat, asam nikotinat (niasin), vitamin B6 (piridoksin), dan B12 (sianokobalamin).
Vitamin B12 umumnya terdapat pada produk-produk haiwan dan tidak dijumpai pada makanan tumbuhan (sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian), namun tempe mengandung vitamin B12 sehingga tempe menjadi satu-satunya sumber vitamin yang berpotensi berpunca dari tumbuhan. Kenaikan kadar vitamin B12 paling mencolok pada pembuatan tempe; aktiviti vitamin B12 meningkat sampai 33 kali selama fermentasi dari kedelai, riboflavin naik sekitar 8-47 kali, piridoksin 4-14 kali, niasin 2-5 kali, biotin 2-3 kali, asam folat 4-5 kali, dan asam pantotenat 2 kali lipat. Vitamin ini tidak diproduksi oleh kapang tempe, tetapi oleh bakteria kontaminan seperti Klebsiella pneumoniae dan Citrobacter freundii.
Dua kelompok vitamin terdapat pada tempe, iaitu larut air (vitamin B kompleks) dan larut lemak (vitamin A, D, E, dan K). Tempe merupakan sumber vitamin B yang sangat potensial. Jenis vitamin yang terkandung dalam tempe antara lain vitamin B1 (tiamin), B2 (riboflavin), asam pantotenat, asam nikotinat (niasin), vitamin B6 (piridoksin), dan B12 (sianokobalamin).
Vitamin B12 umumnya terdapat pada produk-produk haiwan dan tidak dijumpai pada makanan tumbuhan (sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian), namun tempe mengandung vitamin B12 sehingga tempe menjadi satu-satunya sumber vitamin yang berpotensi berpunca dari tumbuhan. Kenaikan kadar vitamin B12 paling mencolok pada pembuatan tempe; aktiviti vitamin B12 meningkat sampai 33 kali selama fermentasi dari kedelai, riboflavin naik sekitar 8-47 kali, piridoksin 4-14 kali, niasin 2-5 kali, biotin 2-3 kali, asam folat 4-5 kali, dan asam pantotenat 2 kali lipat. Vitamin ini tidak diproduksi oleh kapang tempe, tetapi oleh bakteria kontaminan seperti Klebsiella pneumoniae dan Citrobacter freundii.
Kadar vitamin B12 dalam tempe berkisar antara 1,5 sampai 6,3 mikrogram per 100 gram tempe kering. Jumlah ini telah dapat mencukupi keperluan vitamin B12 seseorang sehari. Dengan adanya vitamin B12 pada tempe, para vegetarian tidak perlu merasa risau akan kekurangan vitamin B12, sepanjang mereka melibatkan tempe dalam menu hariannya.
Mineral
Tempe mengandung mineral makro dan mikro dalam jumlah yang cukup. Jumlah mineral besi, tembaga, dan zink berturut-turut adalah 9,39; 2,87; dan 8,05 mg setiap 100 g tempe. Ragi tempe dapat menghasilkan enzim fitase yang akan menguraikan asam fitat (yang mengikat beberapa mineral) menjadi fosfor dan inositol. Dengan terurainya asam fitat, mineral-mineral tertentu (seperti besi, kalsium, magnesium, dan zink) menjadi lebih tersedia untuk dimanfaatkan tubuh.
Tempe mengandung mineral makro dan mikro dalam jumlah yang cukup. Jumlah mineral besi, tembaga, dan zink berturut-turut adalah 9,39; 2,87; dan 8,05 mg setiap 100 g tempe. Ragi tempe dapat menghasilkan enzim fitase yang akan menguraikan asam fitat (yang mengikat beberapa mineral) menjadi fosfor dan inositol. Dengan terurainya asam fitat, mineral-mineral tertentu (seperti besi, kalsium, magnesium, dan zink) menjadi lebih tersedia untuk dimanfaatkan tubuh.
Antioksidan
Di dalam tempe juga ditemukan satu zat antioksidan dalam bentuk isoflavon. Seperti halnya vitamin C, E, dan karotenoid, isoflavon juga merupakan antioksidan yang sangat diperlukan oleh tubuh untuk menghentikan reaksi pembentukan radikal bebas.
Di dalam tempe juga ditemukan satu zat antioksidan dalam bentuk isoflavon. Seperti halnya vitamin C, E, dan karotenoid, isoflavon juga merupakan antioksidan yang sangat diperlukan oleh tubuh untuk menghentikan reaksi pembentukan radikal bebas.
Dalam soya terdapat tiga jenis isoflavon, iaitu daidzein, glisitein, dan genistein. Pada tempe, di samping ketiga jenis isoflavon tersebut juga terdapat antioksidan faktor II (6,7,4-trihidroksi isoflavon) yang mempunyai sifat antioksidan paling kuat dibandingkan dengan isoflavon dalam soya. Antioksidan ini disintesis pada saat terjadinya proses fermentasi soya menjadi tempe oleh bakteria Micrococcus luteus dan Coreyne bacterium.
Penuaan (aging) dapat dihambat bila dalam makanan yang diambil setiap hari mengandungi antioksidan yang cukup. Kerana tempe merupakan sumber antioksidan yang baik, pengambilannya dalam jumlah cukup secara teratur dapat mencegah terjadinya proses penuaan. Penelitian yang dilakukan di Universitas North Carolina, Amerika Serikat, menemukan bahawa genestein dan fitoestrogen yang terdapat pada tempe ternyata dapat mencegah kanser prostat dan payudara.
No comments:
Post a Comment